Bersinergi Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Komunitas Mengajar di daerah 3T

Pendidikan Daerah 3T, Interaksi Paling Penting : Okezone News
Sumber : Okezone.com

A.    Pendahuluan

Indonesia Emas 2045 bukan hanya sebuah momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia, namun juga terdapat harapan yang sekaligus menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia.  Dalam frasa Indonesia Emas 2045 terdapat kata “Emas” yang dapat dimaknai sebagai kejayaan.  Karena pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi.  Pada tahun 2045 dapat diprediksi bahwa jumlah penduduk mencapai 340 juta dengan 180 juta diantaranya termasuk usia produktif 15-24 tahun.[1]  Bonus demografi sendiri merupakan sebuah tantangan sendiri bagi bangsa Indonesia karena hal tersebut bergantung dengan generasi muda saat ini.  Karena bonus demografi seperti dua mata pisau, di satu sisi generasi muda dapat menjadi harapan bangsa dan di sisi lainnya generasi muda dapat menjadi malapetaka bangsa.  Oleh karena itu, sumber daya manusia tentunya menjadi perhatian utama untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.  Dan terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tidak lepas dari pendidikan yang berkualitas.  Oleh karena itu, salah satu visi Indonesia Emas 2045 adalah emansipasi pendidikan.
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan bangsa Indonesia.  Salah satu aspek yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan karakter sumber daya manusia (SDM) yang kuat adalah melalui pendidikan.[2]     Dalam pembangunan bangsa, pendidikan di Indonesia dilandasi oleh tujuan nasional pendidikan.  Hal tersebut tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, “tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.  Jika ditilik dari tujuan nasional pendidikan, output yang dihasilkan dari pendidikan di Indonesia sudah dapat menjamin kejayaan pada Indonesia Emas 2045.  Tapi apakah tujuan pendidikan nasional sudah terlaksana dengan optimal dan merata?
Indonesia adalah negara dengan belasan ribu pulau dan berbagai macam suku, ras dan agama.  Tidak dapat dipungkiri bahwa daerah di Indonesia tidak semuanya  kota, namun juga terdapat pedesaan.  Jika berbicara mengenai pendidikan yang membedakan antara kedua keadaan tersebut adalah akses terhadap pendidikan.  Menurut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan “Akses pendidikan di daerah 3T mengalami beberapa kendala, di antaranya masih rendah kesadaran akan pendidikan di daerah itu”  ujar Supriano.[3] Sungguh disayangkan, padahal jika kita lihat dari penjabaran di atas, pendidikan memegang peranan penting dalam membangun bangsa.  Namun, pendidikan di desa tidak dapat berlangsung optimal karena rata-rata masyarakat desa lebih mementingkan kerja dibanding pendidikan.  Selain itu juga, di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) terdapat beberapa kesulitan dalam akses pendidikan seperti sarana dan prasarana yang belum memadai.  Selain itu juga, kurikulum yang tertinggal menyebabkan kualitas pendidikan jauh berbeda antara di kota dan di daerah 3T.  Dan yang terakhir adalah tenaga kerja yang minim.  Kesenjangan pendidikan Indonesia terlihat kontras antara di kota dan di daerah 3T.  Tentunya hal ini menjadi problematika, ketika kita menyandingkan dengan tujuan pendidikan nasional.  Para generasi muda yang dituntut menjadi harapan bangsa malah terkendala akses yang sulit.
B.    Isi
Pentingnya Komunitas Mengajar Dalam Pendidikan
Berdasarkan data dari UNESCO pada 2016, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Dapat diartikan bahwa dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Minat baca Indonesia berada di peringkat 60, hanya satu tingkat diatas Botswana, salah satu negara di Afrika yang berada di peringkat 61.  Minat baca masyarakat Indonesia yang rendah bukanlah karena tidak suka membaca buku, namun akses terhadap buku yang terbatas.[4]  Minat baca yang rendah akan berdampak kepada SDM Indonesia kedepannya.  Dengan minat baca masyarakat indonesia yang rendah maka pengetahuan yang dimiliki masyarakat Indonesia akan tertinggal dengan negara lain.  Oleh karena itu, perlunya pembentukan suatu wadah yang dapat bergerak independen dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah 3T yang minim akan pendidikan.  Salah satunya adalah dengan Komunitas Mengajar.  Harapannya Komunitas Mengajar dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui gerakan-gerakan konkret dalam sosial pendidikan seperti mengajar berhitung, meningkatkan literasi, dan lain-lainnya di daerah 3T.
Peran Generasi Muda Menjadi Aktor Penggerak SDM
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Praptono mengatakan secara umum Indonesia kekurangan guru sekitar 735.000, banyak di antaranya di daerah terpencil.[5] Sudah seharusnya generasi muda dapat menjadi kunci dalam memajukan SDM di daerah 3T.  Mengingat pendidikan di daerah 3T memiliki kesulitan dalam sarana, prasarana, kurikulum dan tenaga kerja.  Tentunya menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan SDM di daerah 3T agar dapat berjalan optimal dan merata.  Karena Generasi muda adalah seseorang yang memiliki waktu dan tenaga yang banyak.  Perlunya penyaluran waktu dan tenaga dengan aktivitas pengabdian yang bertujuan untuk pengembangan SDM di daerah 3T.  Generasi muda dapat berperan dalam mengajar yang bertujuan untuk mengembangkan SDM anak-anak di daerah 3T.  Selain itu juga, Komunitas Mengajar dapat melakukan aksi kolektif literatur untuk dibagikan kepada anak-anak di daerah 3T.  Sehingga generasi muda dapat menjadi pionir dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang tertuang di Pembukaan UUD 1945 dan dapat menjadi aktor penggerak dalam emansipasi pendidikan untuk Indonesia Emas 2045.

Output Komunitas Mengajar
            Indonesia adalah negara dengan berbagai pulau yang memiliki pendidikan yang belum merata tiap daerah.  Komunitas Mengajar dapat menjadi faktor keberhasilan anak-anak di daerah 3T dalam menuntut ilmu dan mengembangkannya.  Dan dapat meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.  Dengan begitu, visi emansipasi pendidikan dalam Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.
C.    Penutup
            Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan visi emansipasi pendidikan dalam Indonesia Emas 2045 dapat dilakukan dengan melibatkan Komunitas Mengajar dalam membangun pendidikan di daerah 3T.  Hal tersebut merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia.

Referensi :
https://www.antaranews.com/berita/808685/kemendikbud-kesadaran-pendidikan-di-daerah-3t-masih-rendah. Indriani. Kemendikbud : Kesadaran Pendidikan di Daerah 3T Masih Rendah. Diakses pada 10 Mei 2020, pukul 16.34.
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-48140298. BBC. Pendidikan di Desa Pulau Seram : Guru Honorer yang Mengajar Hampir Semua Kelas. Diakses pada 11 Mei 2020, pukul 13.03.
Inanna. 2018. Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa Yang Bermoral. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 1(1): 27-33
Maulipaksi, Desilian. 2016. Mendikbud Luncurkan Gerakan Literasi.
Triyono. 2016. Menyiapkan Generasi Emas 2045. Seminar Nasional ALFA-VI, Unwidha Klaten.


[1] Triyono, “Menyiapkan Generasi Emas 2045”, Seminar Nasional ALFA-VI, Unwidha Klaten, 5 Oktober 2016
[2] Inanna, “Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa Yang Bermoral”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 1 No. 1, 1 Januari 2018, hlm 27-33
[3] Indriani, “Kemendikbud : Kesadaran Pendidikan di Daerah 3T Masih Rendah”, https://www.antaranews.com/berita/808685/kemendikbud-kesadaran-pendidikan-di-daerah-3t-masih-rendah (diakses pada 10 Mei 2020, pukul 16.34).
[4] Desliana Maulipaksi, “Mendikbud Luncurkan Gerakan Literasi”, 2016
[5] BBC, “Pendidikan di Desa Pulau Seram : Guru Honorer yang Mengajar Hampir Semua Kelas”, https://www.bbc.com/indonesia/majalah-48140298 (diakses pada 11 Mei 2020, pukul 13.03)

Komentar

Sebatang Cerita Populer

Sosialisasi, Edukasi, dan Advokasi Masyarakat Sekitar Pertambangan Untuk Mengurangi Angka Korban Konflik dan Kerusakan Lingkungan dalam Penerapan UU Minerba 2020

Tantangan Kebijakan Penangkapan Terukur Kementrian Kelautan dan Perikanan 2022