Puisi "Pendewasaan"
Semakin dewasa semakin kusadari bahwa hidup itu keras
Suatu adegan tersusun layaknya perlombaan yang kompetitif
Siapa yang telat berlari pasti akan tertinggal dan kalah
Cepat cepatlah mengacungkan tangan maka kau akan dipandang
sisanya entah akan dipedulikan atau dibuang
Dalam perjalanan hidup yang semakin berliku dan keras
Kita disuguhkan dengan jatuh sejatuhnya angan dan impian
Dan hanya bisa berharap kepada lembar baru yang menjadikannya kesempatan kedua
Dengan lintasan jalan untuk menyusun masa depan yang tertutup oleh kabut
semrawut akan pikiran dan pendapat orang lain
Jika tidak berpendirian disebut lemah
Jika tidak mendengarkan disebut tak tau arah
Hidup memang semakin keras
semua dituntut harus memiliki impian yang bahkan kita tidak tau mengapa kita disini
Suatu adegan tersusun layaknya perlombaan yang kompetitif
Siapa yang telat berlari pasti akan tertinggal dan kalah
Cepat cepatlah mengacungkan tangan maka kau akan dipandang
sisanya entah akan dipedulikan atau dibuang
Dalam perjalanan hidup yang semakin berliku dan keras
Kita disuguhkan dengan jatuh sejatuhnya angan dan impian
Dan hanya bisa berharap kepada lembar baru yang menjadikannya kesempatan kedua
Dengan lintasan jalan untuk menyusun masa depan yang tertutup oleh kabut
semrawut akan pikiran dan pendapat orang lain
Jika tidak berpendirian disebut lemah
Jika tidak mendengarkan disebut tak tau arah
Hidup memang semakin keras
semua dituntut harus memiliki impian yang bahkan kita tidak tau mengapa kita disini
Komentar
Posting Komentar