Fenomena “Kerja di bank aja” bagi mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa yang bingung akan masa depannya yang rumit entah kerja dimana atau kerja sebagai apa. Lontaran perkataan “Kerja di bank aja” adalah sesuatu yang dapat menjadi pertimbangan bagi beberapa orang.
Kata kata tersebut sering
muncul pada beberapa diskusi bersama teman – teman kampus. Terkadang menjadi ejekan bagi mereka yang
tidak tahu mau kerja dimana, “Yaudah kerja di bank aja, daripada bingung mau
kemana”
Karena kerja di bank untuk
posisi tertentu dapat ditempuh dengan berbagai macam lulusan. Oleh karena itu, kerja di bank menjadi salah
satu pertimbangan mahasiswa – mahasiswa yang bingung akan masa depannya.
Tidak dapat dipungkiri
bahwa saya yang menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian tepatnya di
Departemen Perikanan obrolan mengenai hal tersebut sering terjadi di kalangan
saya. Mungkin di beberapa fakultas lain
seperti kedokteran, hukum, teknik dan lain – lainnya tidak sebegitu sering
karena prospeknya lebih jelas menurut saya.
Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa obrolan tersebut pasti ada di
fakultas lainnya.
Entah mengapa dengan
stigma mengenai “kerja di bank aja” membuat berfikir apakah benar bahwa kerja
di bank itu lebih mudah dan memiliki gaji yang lumayan dibanding kerja di
sektor pertanian atau perikanan. Apakah
benar jika memang tidak ada pekerjaan yang didapat, lalu melamar ke bank akan
diterima?
Kebingungan saya mulai terjawab
ketika mengikuti diskusi mengenai Kampus Merdeka yang diusung oleh Bapak
Kemendikbud, Nadiem Makarim. Dalam
presentasi pengimplementasian Kampus Merdeka oleh Dekan Fakultas, disajikanlah
sebuah grafik seberapa erat hubungan antara bidang studi dengan pekerjaan
lulusan perikanan pada tahun 2017.
Terpampang bahwa kerja pada sektor perikanan, pertanian dan kelautan
sebanyak 40% disusul dengan kegiatan jasa 11%, pedagang besar 10% , keuangan
dan asuransi 8% dan lain – lain.
Sektor keuangan dan
asuransi termasuk tiga besar menyerap lulusan.
Hal tersebut menjadikan saya yakin bahwa jika tidak tahu mau kerja
dimana maka kerja di bank adalah solusinya. Karena lulusan yang masuk cukup
besar.
Jika dianalisis mengapa
banyak orang yang berkecimpung di dunia perbankan mungkin bisa dilihat dari
pemilihan jurusan pada saat SMA menuju kuliah.
Pada fase tersebut banyak orang – orang yang bingung akan berbagai
jurusan di kuliah, entah karena belum mendapat gambaran mengenai jurusannya
atau karena masih belum tau untuk apa kuliah.
Jika dilihat passing
grade berbagai jurusan pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2019 lalu, fakultas
pertanian, perikanan, peternakan, dan kelautan memiliki passing grade yang
lebih rendah dibandingkan dengan fakultas yang lain. Entah mengapa, beberapa fakultas diatas
dianggap kurang prospektif dibanding yang lainnya. Sehingga beberapa orang cenderung
masuk ke dalam fakultas tersebut untuk menyelamatkan diri dari gap year atau omelan orang tua.
Karena tidak dapat dielak
bahwa masuk kuliah adalah impian semua orang.
Bagaimana seseorang bisa belajar lebih dalam mengenai apa yang ditujunya
dan apa yang ingin dicapai. Bagaimana
seeorang dapat merumuskan masa depannya.
Oleh karena itu, banyak
mahasiswa yang terjerumus pada jurusan yang tidak diinginkan. Ketika mahasiswa tidak cocok akan jurusannya
maka akan menyebabkan tidak tertarik pada mata kuliah yang diajarkan, yang
akhirnya akan bingung mau kerja jadi apa.
Lantas sebagai mahasiswa
yang sama sama bingung, maka akan berfikir realistis ketika sudah lulus akan
membutuhkan uang untuk melanjutkan hidup dengan damai dan sentosa, maka kerja
sebagai pegawai bank adalah suatu pilihan yang menggiurkan.
Bayangkan kerja di bank
memiliki jam kerja yang teratur, mendapatkan tunjangan seperti kesehatan,
program pensiun, sampai beberapa bonus tahunan yang menarik. Selain itu, kerja di bank memiliki prospek
karir yang menjanjikan karena tidak dapat dipungkiri bahwa bank merupakan
perusahaan terbesar yang dibutuhkan semua orang. Terakhir upah yang lumayan yang membuat
kantong dompet selalu terisi.
Dengan berbagai benefit
yang didapatkan maka stigma “Kerja di bank aja” bukan sesuatu yang buruk bagi
mereka yang tidak tertarik pada jurusannya dan realistis akan kehidupannya. Bukan juga menjadi sesuatu yang bisa
dipandang sebelah mata. Karena jika dilihat prospeknya merupakan sesuatu yang
lumayan bahkan menggiurkan bagi beberapa orang.
Komentar
Posting Komentar