Gen Z : Generasi yang Haus Akan Impresi?
Sebagai seseorang yang menghabiskan waktu di media sosial, saya mengamati berbagai fenomena orang – orang berinteraksi di dalamnya. Tentunya mengamati tren yang terjadi di berbagai media sosial menjadi suatu hal yang menarik. Bagaimana berbagai orang terhubung dalam mengikutinya. Sosial media tidak lepas dari Generasi Z yang dianggap sebagai pengguna utamanya. Gen Z sendiri merupakan generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan 2010. Mereka disebut sebagai iGeneration karena sering berinteraksi dengan suatu hal yang dinamakan internet. Sehingga tidak aneh jika mereka bisa secara mudah untuk mengaplikasikan berbagai media sosial dan mampu memahami algoritmanya dengan cepat. Karena dari kecil sudah akrab dengan teknologi dan berbagai gadget yang canggih.
Jika ditilik lebih lanjut mengenai beberapa media sosial
terbesar yang digunakan untuk mengekspresikan diri maka terdapat Instagram dan
Tiktok. Kedua aplikasi tersebut bertujuan
untuk mendapatkan impresi dari orang lain.
Instagram sendiri adalah aplikasi yang digunakan untuk berbagi foto dan
video kepada orang - orang dengan fitur menarik yang bernama pengikut. Fitur pengikut adalah fitur dimana anda dapat
mengikuti orang lain dan orang lain dapat mengikuti anda yang jumlahnya dapat
terukur dengan angka. Semakin banyak
pengikut maka dapat dikatakan anda semakin populer di Instagram. Berdasarkan data dari Napoleon Cat pengguna
instagram didominasi oleh usia 18 – 24 tahun dengan persentase 36 – 38 % dari
umur 13 – 65 tahun ke atas. Persentase
sebesar itu jika diukur dengan angka maka terdapat 25 juta pengguna. Aplikasi
yang biasa digunakan untuk mengekspresikan diri selanjutnya adalah TikTok.
TikTok sendiri adalah aplikasi media sosial yang baru dirilis pada tahun 2016
namun sekarang menjadi salah satu media sosial terbesar di dunia. Aplikasi
tiktok merupakan aplikasi yang berfungsi untuk membagikan video pendek kreatif
dengan fitur pengikut sama seperti Instagram.
Berdasarkan Head of Public Policy TikTok Indonesia, Donny Eryastha
mengatakan bahwa pengguna TikTok di Indonesia didominasi oleh usia 14 – 24
tahun.
Dari
kedua aplikasi media sosial di atas yang menjadi pengguna terbesarnya adalah
Gen Z. Saya pun sebagai pengguna media sosial
mengalami banyak bertemu dengan konten – konten yang dibuat oleh remaja. Konten yang muncul pun beragam dari yang
edukatif sampai yang narsis. Menariknya
semua konten itu pasti memiliki pasar masing – masing. Mereka yang melakukan itu hebatnya selalu
konsisten dengan konten yang dibuat. Lantas
pertanyaan yang muncul adalah mengapa Gen Z sangat menyukai dan rela
menghabiskan waktunya untuk bermain di media sosial?
Berbicara
mengenai media sosial tentu tidak lepas dari Euphoria ketika kita mendapatkan like, comment, dan followers . Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan
mengekspresikan diri kita sebebas mungkin lalu mendapat tanggapan positif dari
orang lain adalah suatu kebahagiaan.
Rata – rata media sosial berjalan dengan sistem seperti hal tersebut. Gen Z yang hidupnya ditemani oleh media sosial sejak awal
tentunya akan membentuk perilaku sosial baru.
Mereka cenderung menciptakan relasi digital dengan temannya atau teman
yang ditemui secara digital. Selain itu,
mereka berusaha untuk membangun citra diri yang ingin ditunjukkan kepada teman
digitalnya. Oleh karena itu, mereka
berlomba – lomba untuk mendapatkan impresi dari orang lain. Pada kasus Instagram dan Tiktok maka berlomba
– lomba untuk mendapatkan like, comment, dan
followers.
Ketika kita terbiasa untuk berselancar di media sosial dan
mendapatkan banyak impresi dari hal tersebut, maka permasalahannya adalah ketika
di dunia nyata tidak mendapatkan hal yang sama. Oleh karena itu, kecenderungan
untuk mencari kesenangan di media sosial menjadi lebih tinggi. Sehingga tidak
aneh jikalau Gen Z banyak yang berekspresi di dunia digital karena memang
membuat mereka merasa dianggap dan dikenal oleh orang lain. Walaupun pada kenyatannya hal tersebut dapat
benar terjadi seperti itu atau sebaliknya.
Karena pastinya profil dan informasi yang terpampang di media sosial
disusun setiap orang untuk mendapatkan pujian bukan untuk mendapatkan
penghinaan.
Maka kembali pada topik pertama yang kita bicarakan,
apakah benar Generasi Z menjadi generasi yang sangat ingin mendapatkan impresi
atau haus akan impresi orang lain.
Tentunya hal tersebut dapat terjadi karena mereka telah terbiasa atau
hidup berdampingan dengan dunia alternatif yang bernama sosial media. Maka tidak aneh jikalau mereka haus akan
impresi yang dimana membuat mereka merasa senang.
Komentar
Posting Komentar