People Mapping : Solusi Penanaman Mangrove Disaat Pandemi
A. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Mangrove adalah tanaman yang biasa tumbuh di air payau atau pesisir laut dan hidupnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Tanaman yang memiliki akar yang kuat ini biasa tumbuh di daerah yang terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Menurut Conservation International Indonesia pada tahun 2018 menyebutkan bahwa saat ini Indonesia memiliki hutan mangrove seluas total 3,1 juta hektar atau 22,6 persen mangrove di dunia. Dengan luasan seperti itu, stok karbon yang ada di hutan mangrove Indonesia total mencapai 3,14 myu-gC atau setara 3,14 miliar ton. Bagi Indonesia hutan mangrove memeiliki potensi yang besar dalam menjaga lingkungan. Hutan mangrove sendiri memiliki dua fungsi yaitu, fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya. Fungsi ekonomis dari hutan mangrove yaitu penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan dan lain-lain.[1] Selain itu juga, menurut Peneliti Senior Center for International Forestry Research (CIFOR) Daniel Murdiyaso hutan mangrove bermanfaat dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Menurut Daniel, kemampuan mangrove dalam menyerap emisi di bumi bisa mencapai 20 kali dari kemampuan hutan tropis, oleh karena itu keberadaan hutan mangrove dapat menjadi gudang terbesar untuk penyimpanan emisi di dunia.[2] Dengan kata lain, hutan mangrove berperan penting dalam menjaga lingkungan agar tetap stabil, baik itu perairan maupun udara. Namun sayangnya, perlu diketahui bahwa hutan mangrove di Indonesia selalu mengalami deforestasi. Dalam kurun waktu tiga dekade terakhir, ada lebih 50% wilayah hutan mangrove yang hilang. Bahkan di Jakarta, hanya tersisa sekitar 300 hektar.[3]
Menurut Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA), M Imran Amin mengatakan, penyebab kerusakan hutan mangrove di Indonesia sebagian besar berasal dari aktivitas manusia. Terutama akibat konversi lahan untuk budidaya perikanan dan pertambakan yang merugikan lingkungan. M Imran Amin mengatakan “Secara nasional, sebagian besar wilayah kita memang dikonversi sebagai tambak—baik untuk udang maupun bandeng. Bermula pada awal 2000-an, kemudian menjadi masif di mana-mana sehingga mengikis kawasan mangrove,”.[4] Hutan Mangrove di Indonesia yang potensinya terus menurun akibat ulah manusia perlu dilestarikan agar lingkungan tetap terjaga. Dengan datangnya pandemi Covid-19 belakangan ini menyebabkan kegiatan manusia untuk berkumpul menjadi terbatas. Hal ini berimbas pada kegiatan reboisasi hutan mangrove yang menjadi tertunda. Tentunya ini merupakan sebuah keadaan yang buruk jika hutan mangrove yang selalu mengalami deforestasi tanpa disertai dengan penanaman kembali. Oleh karena itu, perlunya langkah solutif dalam melakukan pelestarian hutan mangrove tanpa menjadi memicu terjadinya penyebaran pandemi Covid-19. Mengingat pandemi Covid-19 tidak dapat diprediksi kapan akan berhenti. Sehinga efektifitas pertumbuhan tanaman mangrove tidak berhenti di masa pandemi Covid-19.
Solusi dalam melakukan penanaman mangrove di masa pandemi adalah dengan membatasi jumlah orang yang ikut dalam kegiatan dan mematuhi protokol kesehatan. Salah satunya adalah dengan people mapping atau dengan pemetaan letak seseorang dalam melakukan kegiatan penanaman mangrove. Keunggulan dari people mapping adalah penanaman tanaman mangrove dapat berjalan efektif di masa pandemi ini, karena proporsi luas lahan dan jumlah orang yang bersangkutan diperhitungkan. Sehingga potensi tertularnya virus dapat diatasi.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana solusi penanaman mangrove di masa pandemi?
3. Tujuana. Untuk mengetahui solusi dalam melakukan penanaman tanaman mangrove di masa pandemi
4. Manfaat Penulisan
a. Sebagai Referensi dalam melestarikan mangrove di masa pandemi
B. Gagasan
Hutan mangrove yang terus mengalami deforestasi setiap harinya menyebabkan kondisi lingkungan terus menurun. Menurut Daniel mudiyarso sebagai Peneliti Senior Center for International Forestry Research (CIFOR), “Setiap tahun , 52 ribu hutan mangrove Indonesia hilang dan itu setara dengan areas seluas kota New York di AS dalam 18 bulan.” Oleh karena itu, hal ini merupakan masalah yang berbahaya jika tidak dilakukan penanaman dan pelestarian tanaman mangrove. Karena hutan mangrove memiliki banyak keuntungan, maka banyak dari lembaga ataupun masyarakat turut serta dalam melestarikan hutan mangrove. Namun, dalam kondisi pandemi seperti sekarang, para lembaga ataupun masyarakat dalam melakukan penanaman mangrove perlu mempertimbangkan potensi tertularnya pandemi Covid-19. Sehingga perlu solusi baru dalam melakukan penanaman mangrove tanpa menyebabkan pandemi Covid-19 menyebar. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam melestarikan hutan mangrove adalah dengan people mapping. Solusi People mapping adalah peletakkan seseorang dalam kegiatan penanaman mangrove dengan batas wilayah yang sudah diperhitungkan. Solusi ini harus dibarengi dengan protokol pencegahan Covid-19 sebagai tindakan preventif sebelum melakukan kegiatan. Diantaranya mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, dan melakukan physical distancing.
People Mapping adalah solusi penanaman mangrove dengan mengutamakan protokol kesehatan pertemuan. Teknisnya yaitu :
1) Salah satu orang berperan sebagai people mapper untuk melakukan survey dan memperhitungkan luas wilayah penanaman mangrove
2) People Mapper menggunakan rumus
DT = c1 x LR / c2
DT = Daya tampung (orang)
LR = Luas Ruang (m2)
C1 = koefisien area efektif untuk peserta = 0,8
C2 = koefisien jaga jarak = 1,8288 m (6 kaki)
3) Setelah mendapatkan daya tampung dari wilayah yang ingin ditanami oleh hutan mangrove, People Mapper dapat memperkirakan berapa orang yang ikut dalam kegiatan penanaman mangrove
4) Memperhatikan protokol pencegahan Covid-19 yaitu mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, dan melakukan physical distancing
Pihak-pihak yang terlibat :
1) Lembaga/Masyarakat sebagai penyelenggara
2) Pemerintah daerah setempat sebagai penyedia izin
3) Volunteer sebagai aktor dalam melakukan penanaman mangrove
Langkah Strategis :
1. Lembaga/Masyarakat melakukan People Mapping di wilayah yang ingin ditanami mangrove
2. Lembaga/Masyarakat meminta izin ke pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan dengan data People mapping
3. Lembaga/masyarakat dapat mencari volunteer untuk bergabung dengan jumlah yang sesuai dengan data People Mapping
4. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19
5. Melakukan penanaman mangrove
Dengan menerapkan People Mapping dalam kegiatan penanaman mangrove di masa pandemi Covid-19 dapat memperkecil kemungkinan tertularnya pandemi Covid-19.
A. Penutup
1. Simpulan
Dari paparan di atas bahwa dapat disimpulkan People Mapping dapat menjawab permasalahan penanaman mangrove di masa pandemi. Sehingga hutan mangrove dapat terjaga dan lestari. Dengan terjaganya hutan mangrove maka lingkungan pun dapat terjaga.
Daftar Pustaka
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P.,
& Sitepu, M. J. (1996). Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan lautan
secara terpadu (cetakan pertama). Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
https://www.mongabay.co.id/2018/07/27/mangrove-itu-bermanfaat-sekaligus-terancam-kenapa/. M Ambari. Mangrove
itu Bermanfaat, Sekaligus Terancam, Kenapa?. Diakses pada 28 Juli 2020, Pukul
12.48.
https://nationalgeographic.grid.id/read/131739246/lebih-dari-50-hutan-mangrove-di-indonesia-hilang-apa-penyebabnya . Gita Laras Widyaningrum. Lebih
dari 50% Hutan Mangrove di Indonesia Hilang, Apa Penyebabnya?. Diakses pada 28
Juli 2020, Pukul 13.17.
[1] Dahuri, R.,
Rais, J., Ginting, S. P., & Sitepu, M. J, “Pengelolaan Sumber Daya Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu”, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1996
[2] M Ambari,
“Mangrove itu Bermanfaat, Sekaligus Terancam, Kenapa?”, https://www.mongabay.co.id/2018/07/27/mangrove-itu-bermanfaat-sekaligus-terancam-kenapa/ (diakses pada
28 Juli 2020, Pukul 12.48)
[3] Gita Laras
Widyaningrum, “Lebih dari 50% Hutan Mangrove di Indonesia Hilang, Apa
Penyebabnya?”, https://nationalgeographic.grid.id/read/131739246/lebih-dari-50-hutan-mangrove-di-indonesia-hilang-apa-penyebabnya (diakses pada 28 Juli 2020, Pukul 13.17)
[4] Ibid
Komentar
Posting Komentar